Pembajakan digital memang sudah menjadi praktek umum di internet.
Meskipun terbilang illegal, namun hal itu tidak menghalangi sejumlah
pengguna internet untuk terus mengunduh software, film, lagu ataupun
game bajakan. Hal tersebut karena software bajakan yang semakin mudah
untuk diakses, terlebih harganya yang jauh lebih murah atau bahkan
gratis dibanding versi resminya.
Meskipun begitu, pembajakan
digital juga memiliki resiko tersendiri. Resiko yang paling umum terjadi
adalah kehadiran malware yang tersembunyi di dalam file bajakan yang
diunduh. Malware yang telah menginfeksi tak hanya berbahaya untuk
hardwarenya saja, namun juga berbahaya bagi penggunanya. Contohnya
seperti malware berikut yang baru saja dikabarkan telah berhasil
menginfeksi 3.2 juta PC yang tersisip dalam game bajakan.
Menurut
security researcher dari NordLocker, malware yang saat ini belum
memiliki nama sudah berhasil mencuri 1.2 terabyte data dari seluruh PC
yang terinfeksi. Malware tersebut dikabarkan tersembunyi di dalam
beberapa software bajakan, termasuk game dan aplikasi Adobe Photoshop
versi cracked. Kumpulan data tersebut mengandung 1.1 juta alamat email,
26 juta data login dan berbagai data lainnya.
Malware ini pertama kali ditemukan ketika sebuah grup hacker secara
tak sengaja membocorkan data yang telah dicuri. Setelah penemuan
tersebut, NordLocker bekerja sama dengan perusahaan pihak ketiga untuk
mengevaluasi isi data tersebut. Hasil evaluasi menunjukan bahwa malware
sudah berhasil menginfeksi 3.2 juta PC berbasis Windows di sepanjang
tahun 2018 hingga 2020.
Data tersebut
mengandung sejumlah file dari folder Dekstop dan folder Downloads pada
PC yang terinfeksi. Dimana sebagian besar data terdiri dari 3 juta file
berupa teks, Selain itu, terdapat juga 900,000 file berupa gambar/foto
dan 600,000 file berupa dokumen word. Di antara data tersebut juga
terdapat 2 miliar browser cookies, dimana 22% di antaranya (400 juta)
masih aktif.
Malware tersebut juga dikabarkan
mampu menambahkan ID yang unik dalam setiap filenya untuk mempermudah
proses sorting. Sehingga tak heran malware mampu meraup data dengan
banyak.
Selain
mencuri data, malware ini juga mampu mengendalikan webcam pada PC untuk
mengambil foto penggunanya. Hal tersebut membuat malware menjadi sangat
populer diperjual belikan di lingkungan dark web yang biasanya dihargai
tak lebih dari $100 atau sekitar 1.4 juta rupiah.
Harga
tersebut memang terbilang cukup murah mengingat kemampuan malware yang
cukup hebat. Selain itu, penjual malware nantinya akan mengajari pembeli
secara langsung mengenai cara menggunakannya hingga cara mendapatkan
untung dari data yang telah dicuri.
Demi
menghindari malware, NordLocker juga memberikan beberapa tips untuk
tetap aman dalam berselancar di internet. Beberapa tips tersebut seperti
menggunakan password manager, menggunakan VPN resmi, rajin membersihkan
browser cookies setiap bulannya, hindari donwload file secara
peer-to-peer (umumnya file torrent) dan gunakan antivirus serta pastikan
bahwa antivirus diupdate secara berkala.
EmoticonEmoticon