Jadi gini ceritanya, setelah empat tahun lamanya ngilang dari ring alias pensiun, si Pacquiao ini tiba-tiba banget comeback, tanpa ba bi bu, langsung aja dia nantang Barrios buat perebutan sabuk juara WBC kelas welter, duelnya itu digelar di MGM Grand Arena, Amerika Serikat, pas hari Minggu pagi, tanggal 20 Juli 2025 kemarin. Nah, pas pertarungan akbar ini berlangsung, banyak banget yang jagoin Pacquiao bakal menang telak, tapi hasilnya malah imbang, alias majority draw, padahal kalau kita lihat, si Pacman ini sebenarnya udah tampil mendominasi banget selama dua belas ronde penuh, kayaknya sih juri pada bingung mau ngasih nilai gimana, soalnya penampilan Pacquiao emang di luar dugaan.
Banyak banget rumor yang beredar bilang kalau si Mario Barrios ini terlalu menghormati Pacquiao, makanya dia nggak bisa tampil maksimal sesuai ekspektasinya, kayak ada beban gitu di pundaknya, mungkin karena lawannya ini living legend kali ya, jadi grogi duluan. Tapi nih, si pemegang gelar juara WBC kelas welter itu, si Barrios, langsung aja ngebantah keras omongan miring itu, dia bilang, meskipun lawannya itu udah tua banget, umurnya udah empat puluh enam tahun, tapi si Pacquiao ini tampilnya eksplosif banget, luar biasa, terus licik juga, makanya dia emang kesulitan banget pas berhadapan sama Pacman.
"Ini bukan soal rasa hormat, bukan itu intinya, cuma gini ya, dia itu masih punya banyak celah, masih jago banget, meskipun udah tua," kata Mario Barrios, yang dikutip dari The Ring, dia melanjutkan, "buat seusianya, dia itu eksplosif banget, licik, terus aku nggak mau melakukan kesalahan fatal dengan terlalu memaksakan diri buat melancarkan pukulan yang nggak yakin bakal kena, jadi lebih hati-hati aja." Nah, dari omongannya Barrios ini, kita bisa tahu kan kalau Pacquiao itu emang nggak bisa dianggap remeh, bahkan di usia senjanya sekalipun, dia masih punya trik-trik yang bikin lawan bingung.
Si Barrios sendiri emang udah waspada banget sama kekuatan Pacquiao dari awal bel berbunyi sampai akhir pertarungan, dia kayak udah pasang radar gitu, ngelihat setiap gerakan Pacquiao, nggak mau kecolongan sedikitpun. Dan bener aja, Pacquiao itu berhasil ngebuktiin ke semua orang, kalau juara delapan divisi itu masih jauh lebih baik dibandingkan sama petinju kidal yang punya pukulan cepat dan kuat kayak Barrios, yang sebelumnya pernah ngalahin Keith Thurman, yang waktu itu masih belum terkalahkan, lewat keputusan terpecah, itu kejadiannya udah hampir enam tahun yang lalu, di MGM Grand Garden Arena juga. Ini menunjukkan kalau Pacquiao emang nggak ada matinya, konsisten banget di puncak.
Dengan lebih banyak melakukan aksi bertinju daripada sekadar memukul, si Barrios yang punya rekor dua puluh sembilan kemenangan, di antaranya delapan belas KO, terus dua kekalahan, dan dua hasil seri, akhirnya cuma bisa meraih hasil imbang untuk kedua kalinya secara beruntun, ini kan jadi PR banget buat Barrios, dia harus evaluasi lagi nih penampilannya. Sementara itu, si Pacquiao yang punya rekor enam puluh dua kemenangan, tiga puluh sembilan KO, delapan kekalahan, dan tiga seri, dalam konferensi pers setelah pertarungan, ngomong kalau dia itu seharusnya mendapatkan nilai lebih dari juri, dia merasa harusnya menang karena dia ngaku memenangkan delapan ronde, ini kan jadi perdebatan lagi di kalangan penggemar tinju.
Satu juri malah memberikan kemenangan buat Barrios dengan angka seratus lima belas lawan seratus tiga belas, sementara dua juri lainnya memberikan hasil imbang buat Pacquiao dalam pertarungan pertamanya setelah hampir empat tahun vakum, skornya seratus empat belas lawan seratus empat belas, ini kan jadi bukti kalau pertandingannya emang ketat banget, bikin juri juga pusing. Si Barrios sendiri juga nggak setuju sama penilaian Pacquiao soal penilaian juri itu, dia kayaknya punya pandangan lain deh, mungkin dia merasa dia juga udah tampil maksimal dan layak menang.
Tapi nih, si juara yang umurnya tiga puluh tahun ini, si Barrios, tetap aja memuji Pacquiao atas kemampuannya buat bertanding di tingkat kejuaraan di usianya yang udah sangat tua, dia salut banget sama stamina dan skill Pacquiao yang nggak luntur dimakan usia, dan dia juga bilang kalau dia siap banget buat pertarungan ulang alias rematch, kayaknya Barrios penasaran banget deh pengen ngalahin Pacquiao. "Aku itu udah mempersiapkan diri banget buat menghadapi Pacquiao yang terbaik, tapi ya ampun, dia itu masih sulit banget ditaklukkan, masih punya banyak banget pengalaman, jadi susah banget," katanya, ini kan nunjukkin kalau Pacquiao emang beda levelnya.
Terlepas dari hasil pertandingan yang bikin deg-degan itu, si Barrios merasa bangga banget sama semua yang bisa dia lakukan di atas ring, dia juga merasa mendapatkan pengalaman belajar yang sangat baik dalam laga itu, ini kan jadi bekal berharga buat Barrios buat pertarungan-pertarungan berikutnya, dia bisa belajar banyak dari sang legenda. Jadi, intinya pertarungan ini bukan cuma soal menang kalah aja, tapi juga soal pengalaman, penghormatan, dan legacy yang ditinggalkan oleh seorang Manny Pacquiao, yang sampai sekarang masih jadi perbincangan hangat di dunia tinju.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apakah ini beneran comeback atau cuma gimmick aja dari Pacquiao, yang jelas dia berhasil mencuri perhatian dunia lagi, dan bikin para penggemar tinju jadi penasaran banget sama langkah selanjutnya dari sang legenda hidup ini. Dia ini kayak nggak ada habisnya, selalu aja ada kejutan yang bikin kita geleng-geleng kepala, udah tua tapi tenaganya kayak masih muda, ini kan aneh tapi nyata.
Gaya bertinjunya yang licik itu, bikin lawan-lawannya pada kebingungan, nggak bisa nebak gerakannya bakal ke mana, dan ini yang bikin dia jadi salah satu petinju paling ditakuti sepanjang masa.
Pertandingan melawan Barrios ini juga jadi bukti, kalau dia itu bukan cuma sekadar petinju tua yang udah lewat masanya, tapi dia itu master di atas ring, yang tahu banget gimana caranya memanipulasi lawan, gimana caranya bikin lawan nggak nyaman, dan gimana caranya bikin pertandingan jadi lebih dramatis, ini kan bikin kita semua jadi terpukau sama aksinya.
Dia itu kayak udah paham banget seluk beluk tinju, setiap gerakannya itu punya makna, setiap pukulan itu ada tujuannya, nggak cuma asal pukul aja, ini yang bikin dia jadi istimewa, dia itu kayak punya sense khusus buat ngebaca permainan lawan, dan ini yang bikin dia jadi sangat berbahaya, bahkan buat petinju-petinju muda sekalipun. Jadi, pertarungan ini bukan cuma sekadar pertandingan biasa, tapi ini adalah sebuah seni, sebuah masterpiece dari seorang Manny Pacquiao, yang berhasil menunjukkan kalau usia itu cuma angka, kalau semangat dan pengalaman itu jauh lebih penting, dan dia berhasil membuktikannya di atas ring.