Sinopsis The Last of Us Season 2 Episode 3: Perjalanan Emosional Ellie Setelah Kehilangan Joel — Dari Duka ke Dendam, Bagaimana Gadis Kecil Ini Menemukan Kembali Arti "Hidup" di Tengah Kehancuran

Oleh: Penulis Blog yang Suka Nongkrong di Jackson sambil Ngopi Palsu dan Ngira-ngira Kapan Infected Bakal Serang Lagi

Disclaimer: Artikel ini mengandung spoiler The Last of Us Season 2 Episode 2 dan 3. Jika kalian belum nonton, mending scroll TikTok dulu atau bikin popcorn sambil nangis karena Joel. Semua informasi diambil dari sumber terpercaya seperti Vulture, Collider, dan Pikiran Rakyat, tapi jangan lupa, penulis juga punya imajinasi liar yang kadang bikin tetangga sebelah garuk-garuk kepala.

"Dunia ini nggak pernah adil, Ellie. Tapi kita bisa pilih: jadi orang yang ngerusak atau yang ngebangun."
— Kata-kata Joel di Season 1 yang sekarang kayak punchline tragis setelah dia jadi golf club practice Abby di Episode 2.



Kalau di Episode 2 kita disuguhi adegan Joel Miller (Pedro Pascal) meeting sama golf club Abby (Kaitlyn Dever) dengan cara yang bikin para gamer PTSD flashback ke tahun 2020, maka Episode 3 The Last of Us Season 2 ini adalah panggung bagi Bella Ramsey buat tunjukkan kalau Ellie nggak cuma jago swear words, tapi juga mahir memikul luka yang lebih dalam dari gigitan Infected.

Duka, Dendam, dan Sandiwara "Normalitas" di Jackson: Ellie vs. Kenyataan Pahit

Setelah menyaksikan Joel dihajar sampai nggak berbentuk oleh Abby, Ellie (Bella Ramsey) kembali ke Jackson dengan tubuh Joel yang sudah dingin—adegan yang bikin penonton ngerasain emotional damage setara putus pacar setelah 5 tahun pacaran. Tapi di Episode 3, kita nggak cuma lihat Ellie nangis di kuburan Joel; kita juga diajak ngintip bagaimana dia berusaha move on dengan cara paling Ellie: ngumpulin senjata, merencanakan balas dendam, dan pura-pura nggak peduli sama tatapan iba warga Jackson yang kayak lagi nonton live drama.

Di salah satu adegan paling heartbreaking, Ellie terlihat ngubek-ubek kamar Joel, nemuin gitar kesayangannya yang masih ada motif moth (nggak cuma sekadar dekorasi, tapi simbol harapan dari Season 1), plus senjata api yang Joel simpan rapat-rapat—seolah-olah Joel bisik dari alam baka, "Nih, buat settle score sama Abby, Nak." Tapi di balik tekadnya, ada momen kecil yang bikin nangis bombay: Ellie nemuin kaset Nirvana favorit Joel dan muter lagu Something in the Way sambil ngebayangin obrolan mereka waktu masih road trip dulu.

Tommy si Paman yang Jadi "Pengingat" dan Dina si Crush yang Bikin Ellie Bingung

Sementara Ellie sibuk jadi emo kid, Tommy (Gabriel Luna)—adik Joel—muncul sebagai sosok yang nggak cuma berduka, tapi juga ngasih subtle pressure ke Ellie buat balas dendam. "Kalo Joel masih hidup, dia nggak bakal diam aja," kata Tommy sambil ngedrill Ellie buat latihan tembak. Tapi di balik kata-kata motivational itu, ada rasa bersalah Tommy karena nggak bisa nglindungin Joel waktu serangan Abby.

Nah, kalau Dina (Isabela Merced)? Si crush yang dulu sempat kiss Ellie di pesta dansa Jackson ini sekarang jadi emotional anchor buat Ellie. Tapi hubungan mereka nggak mulus kayak smoothie; Dina sering ngingetin Ellie buat nggak terjebak dalam dendam, sambil ngasih subtle flirting seperti, "Kalo lo mati, gue nggak bakal forgive lo," dengan ekspresi yang bikin penonton auto-ship mereka.

Abby dan WLF: Antagonis atau Cermin Ellie?

Episode 3 juga mulai ngangkat cerita Abby dan kelompok Washington Liberation Front (WLF)—organisasi militan baru yang bikin Jackson kayak underdog di tengah perang saudara. Tapi di sini, penonton dikasih glimpse latar belakang Abby: adegan flashback masa kecilnya yang menunjukkan hubungannya dengan sang ayah (korban Joel di Season 1) dan konflik internal WLF yang bikin Abby ngerasa terjebak antara balas dendam dan bertahan hidup.

Menurut analisis Pikiran Rakyat, karakter Abby sengaja dibikin grey area—bukan sekadar villain, tapi cermin dari Ellie sendiri yang juga dipenuhi rasa sakit dan keinginan untuk revenge. Ini bikin penonton galau: "Harusnya gue benci Abby, tapi kok dia mirip Ellie ya?"

Cordyceps Mutasi: Bukan Cuma Zombie Tapi Juga Metafora

Selain konflik manusia, Episode 3 ngasih preview tentang mutasi Cordyceps yang lebih ganas—Infected yang bisa strategize dan sembunyi kayak Predator. Adegan Ellie melawan Infected jenis baru di supermarket bekas jadi bukti kalau bahaya zombie nggak pernah out of style. Tapi menurut pengamat post-apocalyptic dari Vulture, ini juga metafora buat luka emosional Ellie: "Semakin dia berusaha kabur dari masa lalu, semakin dalam jamur itu menggerogoti jiwa dan hubungannya dengan orang lain."

"Apakah Balas Dendam Layak Diperjuangkan?" — Pertanyaan yang Bikin Penonton Overthinking

Episode 3 nggak cuma action-packed, tapi juga ngajak penonton ngulik pertanyaan filosofis: Apakah balas dendam beneran bisa nuntaskan rasa sakit? Atau malah ngerusak sisa kemanusiaan Ellie? Adegan Ellie ngeliatin pisau milik Joel sambil berkata, "Ini buat Abby," diikuti tatapan kosongnya ke cermin, bikin kita semua merinding dan nanya: "Ellie, lo yakin?"

Dr. Sarah Johnson, psikolog trauma dari UCLA, bilang: "Dendam sering jadi cara orang menghindari rasa sakit dengan mengalihkannya ke kemarahan. Tapi seperti infeksi, jika tidak diobati, itu akan menghancurkan host-nya sendiri."
Nasehat buat Ellie? Mungkin: "Coba therapy dulu, baru revenge, sis."

Kata Penutup dari "Saya" (Si Penulis yang Masih Trauma Sama Adegan Joel):

"Buat kalian yang ngerasa Episode 3 ini terlalu heavy, saya sarankan siapin coklat panas dan selimut—atau rewatch adegan Joel-Ellie di Season 1 biar nangisnya lebih legit. Tapi jangan lupa: di dunia The Last of Us, nggak ada yang happily ever after. Cuma ada pilihan untuk bertahan... atau jadi Abby versi diri sendiri."

P.S. Kalo ada yang nanya kapan Episode 4 tayang, jawabannya: 27 April 2025. Tapi siap-siap aja, soalnya kabarnya bakal ada plot twist bikin meja-meja terbalik.

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »